Selasa, 28 Desember 2010

Rindu Ibunda Tercinta (Nustalgia Seorang Anak di rantau Orang )

Wahai Ibunda, entah kenapa tiba-tiba memoriku kembali ke masa silam. Aku teringat tatkala dulu engkau berbagi cerita bersama kami, ketika engkau menyemangati kami, ketika seringkali airmata mengalir dari pipimu yang halus, ketika shubuh engkau membangunkan kami untuk sembahyang memuja sang Al-Khalik, ketika di sore hari engkau senantiasa mengingatkan kami untuk pergi mengaji, ketika engkau menguraikan harapan-harapanmu pada kami anak-anakmu yang sedang engkau didik dan engkau besarkan dalam naungan cintaNya, ketika engkau mengharapakan agar dirumah kita yang hampir roboh itu bisa kita dirikan shalat berjama’ah dengan kami anakmu sebagai imamnya, ketika dengan penuh harap engkau bercita-cita agar suatu saat kita mampu membeli sepetak tanah masa depan yang akan kita tempati bersama karena tidak mungkin kita akan terus menempati pojok tanah pinjaman orang lain. Ibunda, aku juga teringat ketika engkau tersenyum bahagia menyaksikan kami anak-anakmu menjadi juara kelas di sekolah dan TPA.

“Mak, loen rindu keu droeneh!”, begitulah jeritan hatiku tatkala suatu ketika di keheningan malam yang syahdu mataku tak mampu terpejam karena hadirnya rasa kerinduan yang amat sangat kepada seorang wanita yang telah melahirkanku, kepada seorang yang telah membesarkanku dengan perjuangannya yang amat berat. Saat itu, ku ambil sebuah pena dan secarik kertas kucoba menulis secuil isi hatiku dalam sepucuk surat mengenang jasa-jasanya yang tiada tara banyaknya.

Aku masih ingat pesan dan harapanmu dulu, biarpun kondisi keluarga kita hancur-hancuran tapi engkau tetap menginginkan kami menjadi anak-anak yang alim/shalih, berpendidikan tinggi dan berhasil dunia akhirat, meski saat itu Ayah jarang pulang karena mencari rizki di belantara hutan Ilahi, meski saat itu kita jarang makan, atau kadangkala kita harus menghidupkan ’suwa’ untuk menerangi rumah kita yang tanpa listrik itu. Meski kondisi kita melarat sebagaimana kebanyakan masyarakat Aceh pedalaman lainnya. Tapi, aku tak menyangka engkau begitu bersemangat menyekolahkan kami, meski kadang kami menangis karena dengan terpaksa harus memakai baju sekolah yang sudah lusuh atau pemberian orang, tapi engkau tak pernah putus asa dalam menyemai benih cinta dan harapan dijiwa kami.

Ibunda, masih kuingat tatkala dipagi hari selepas shubuh engkau sudah bersiap-siap untuk berbelanja keperluan jualan pecal dan kue, pekerjaan yang telah engkau geluti bertahun-tahun sampai kami menginjak remaja, aku terpana seolah engkau tidak pernah kelelahan dalam membesarkan dan mendidik kami, kadangkala engkau ajak aku untuk ikut ke pasar, disana kulihat engkau berbelanja sambil bercengkerama dengan Nyak-nyak meukat gule di pasar Panton Labu hingga pasar Matangkuli tempat engkau berbelanja saat ini setelah kita pulang dari perantauan.

Ohya ibunda, dulu ananda pernah bercerita kan tentang cita-cita yang ingin ananda raih?, disamping ingin membahagiakan dan mewujudkan harapanmu ananda juga ingin sekali menjadi penulis, karena ananda yakin banyak perubahan berawal dari sebuah karya tulis. Ananda teringat Novel Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih yang sanggup membius ribuan orang dengan pesan-pesan Islam, ananda juga mengagumi para penulis artikel di media cetak dengan ide-idenya yang sangat brilian dan cemerlang, sekaliber Ampuh Devayan, Muhibuddin Hanafiah, Jarjani Usman yang namanya telah ananda kenal semenjak di bangku SLTP dulu, begitu juga Rustam Effendi, Halim Mubary, Ahmad Humam Hamid, Sulaiman Tripa, Saifuddin Bantasyam, dan juga banyak yang lain yang terus memberikan sumbangsihnya untuk masyarakat kita. Ananda berhasrat kelak bisa bergabung dengan mereka untuk secara aktif memberikan ide-ide yang telah engkau semai dahulu.

Untuk itu wahai ibunda, ikhlaskan ananda pergi meninggalkanmu menuntu ilmu untuk sementara waktu, meski terus dihimpit kesulitan ekonomi tapi aku yakin dengan sabda Rasul kita Muhammad Saw yang sering engkau ingatkan dahulu, ’Barangsiapa siapa menempuh jalan untuk menuntu ilmu maka ia telah merintis salah satu jalan ke syurga’, aku juga ingat firman Allah seperti diajarkan Teungku di Dayah, ’Siapa saja yang bertakwa kepadaNya maka Dia akan memberikannya jalan keluar’.

Ibunda, saat ini ketika perjalanan hidup yang kujalani penuh dengan onak dan duri aku-pun mulai menyadari siapa dirimu sebenarnya, bagaimana besarnya jasa-jasamu. Bagiku engkau laksana wanita terbaik yang akan selalu ku kenang sepanjang masa dalam hidupku, aku tak akan pernah melupakanmu, aku akan selalu mendo’akanmu.Insya Allah kelak aku akan mewujudkan semua harapanmu. Dan do’amu adalah senjata bagiku wahai Ibunda…..


Senin, 27 Desember 2010

Terima Kasih Ibu Ku Sayang

IBU…..
kau bagai rembulan di hidupku,bagai matahari yang menyinari pagi dengan kehangatannya,&kau bagaikan bidadari dalam hidupku.

IBU…..
betapa besar pengorbananmu pada anak2-mu,9 bulan kami ada dalam kandunganmu,
hingga kau mengorbankan nyawa saat melahirkan kami ke dunia ini & membesarkan kami dengan kasih sayangmu yang tulus sejernih air yang mengalir disurga.

IBU…..
beribu2 ku ucapkan terima kasih padamu,
walau ucapan terima kasih ku takkan pernah cukup dengan semua pengorbanan dan kasih sayangmu selama ini.

IBU…..
aku berjanji akan menjadi anak yang terbaik bagimu,

Terima Kasih Ibu....
By Miming Sweet

Sabtu, 25 Desember 2010

Hanya UntukMu Ibu

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah

Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas . . . . . . . . . . . .
Ibu . . . . . . . . . . . . . ibu . . . . . . . . . . . . .

Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu
Lalu do'a-do'a baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas . . . . . . . . . . . . . . .
Ibu . . . . . . . . . . . . . ibu . . . . . . . . . . . . .

inilah bait dari lagu "Iwan Fals" yang berjudul "Ibu"
walau ribuan bahkan jutaan kata yang kuuntai takkan cukup tuk lukisan betapa kasih sayang dari mu melebihi dari apapun. kau mencurahkan segalanya untuk kami, menuntun dan menyayangi kami tanpa mengharap balas yang setimpal. sungguh sebuah pengorbanan yang tak mungkin bisa ku membalas walau dengan cara apapun.

dihari yang bahagia ini, ku hanya ingin kau tahu betapa ku sangat menyayangi kamu.
tanpa restu dan pengorbananmu selama ini, takkan mungkin hari ini dapat kami lewati dengan kedamaian dihati.

Selamat ulang tahun Ibu, semoga dirimu selalu diberikan kesehatan oleh Yang Maha Kuasa dan segala kasih sayang yang kau curahkan kepada kami takkan pudar sedikit pun oleh waktu yang trus berjalan..
By MIMING SWEET...

Jumat, 24 Desember 2010

Cerita sangat menyentuh hati(Maaafkan Aku Ibu)


bunda

bunda

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya.

Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.

Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan.

Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”

” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu

“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.

Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.

“Adaapa nona?” Tanya si pemilik kedai.

“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,…

ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”

“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata

“Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi utukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb.

“Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia mnguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.

Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya.

Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas.

Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”

Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita.

Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

By MIMING SWEET

Rabu, 22 Desember 2010

Cinta seorang ibu kepada anaknya sepanjang masa

Jika ada orang yang mempunyai keikhlasan yang cukup tinggi serta kesabaran dan tanggung jawab yang sangat besar dia adalah seorang IBU. (Mama sebutanku untuknya). Bagaimana tidak? Dia rela mengandung anaknya selama sembilan bulan lebih dan setelah anak itu keluar tidak lepas pula tanggung jawab yang diberikannya bahkan sampai dia tutup usia kelak.

Sembilan bulan bukan waktu yang singkat membawa, menjaga serta merawat nyawa lain yang berada dalam tubuhnya yang juga bisa membahayakan nyawanya. Tapi bukan itu yang dipikirkannya yang ada dipikirannya hanya tertuju bagaimana agar nyawa lain yang bersarang ditubuhnya selamat serta sehat saat ia melihat dunia kelak. Aku saja jika membawa tas setiap hari sering berasa capek dan pegal. Itu hanya tas yang bisa dilepaskan bagaimana dengan janin yang dikandung seorang ibu setiap hari dibawa, dijaga, dan dirawat sepenuh hati.

Pengorbanan dan kesabaran itu pun tak hilang ketika sang anak muncul ke dunia dia dengan sabar membesarkan, merawat, mendidik, memberikan kasih sayang, mendoakan, serta merelakan apapun hanya untuk sang anak yang belum bisa berfikir untuk apa seorang Ibu melakukan itu hanya untuknya.

Dan ketika anaknya tumbuh besar, diapun bertambah sabar. Dikala sang anak membenturkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan kepentingan sang Ibu. Dan dia pun ikhlas seolah berkata “lakukanlah nak apa yang kau inginkan aku tidak menginginkan apa-apa darimu”. Dan ketika aku salah melangkah, mengalami kesulitan yang besar sekalipun, kemana aku akan mengadu?. Yup mama dia selalu mendengarkan keluh kesahku memberikan jalan keluar bahkan menanggung resiko apapun yang dilakukan anaknya. Dia melakukannya dengan ikhlas tanpa mengharapkan apapun dariku yang selalu berharap banyak padanya. Dia yang paling mengerti aku, dia yang paling mengenalku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Walaupun aku selalu tidak mengerti ,dan terkadang tidak mau mengerti apa yang diinginkannya.

Sampai detik inipun aku belum bisa memberikan sesuatu yang sangat berarti untuknya. Aku hanya bisa bercita-cita membahagiakannya. Dan sangat berharap semoga tuhan memberikan jalan agar cita-cita itu terkabul. Karena aku ingin terus melihatnya tersenyum ketika menatapku.

Senin, 20 Desember 2010

Doa untuk Ibu

Ya Allah
Rendahkanlah suaraku bagi mereka
Perindahlah ucapanku di depan mereka
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkan hatiku untuk mereka

Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya, atas
didikan mereka padaku dan Pahala yang besar atas
kesayangan yang mereka limpahkan padaku,peliharalah
mereka sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan
atau kesusahan yang mereka deritakan kerana aku
atau hilangnya sesuatu hak mereka kerana perbuatanku
jadikanlah itu semua penyebab susutnya
dosa-dosa mereka dan bertambahnya pahala kebaikan
mereka dengan perkenan-Mu ya Allah
hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan dengan
kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika sebaliknya, maka izinkanlah aku memberi
syafa'at untuk mereka,sehingga kami semua berkumpul
bersama dengan santunan-Mu di tempat kediaman
yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta rahmat-Mu... .

Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Kurnia Maha
Agung, serta anugerah yang tak berakhir dan Engkaulah
yang Maha Pengasih diantara semua pengasih.

Amin Ya Rabbul Alamin..


Marilah kita kenangkan dosa kita kepada orang tua kita. Siapa tahu
hidup
kita dirundung nestapa kerana kedurhakaan kita. Kerana kita
menghisap
darahnya, tenaganya, airmatanya,
keringatnya. Istighfarlah, Istighfarlah. ..
Barangsiapa yang matanya pernah sinis melihat orang tuanya. Atau
kata-katanya sering mengguris hatinya, atau yang jarang
memperdulikan
dan
mendoakannya. Percayalah bahawa anak yang derhaka siksanya
didahulukan
didunia ini.
Ayah... Ibu ampunkanlah dosa-dosa anakmu...

Jumat, 17 Desember 2010

PERJUANGAN SEORANG IBU

Waktu lahir anak kami yang pertama saya tidak sempat menunggui istri, karena waktu itu saya sedang di Bogor dan istri saya tinggal di rumah mertua. Ketika istri saya mengandung anak kami yang kedua, saya bertekad untuk menungguinya saat melahirkan. Waktu terus berlalu dan saat melahirkan pun sudah mulai dekat. Kira-kira beberapa hari sebelum waktu yang diperkirakan dokter, istri saya sudah mulai merasakan adanya kontraksi. Waktu itu kami pikir hanya sakit biasa, saya tidak segera membawanya ke bidan Sri Dody langganan kami. Hingga malam tiba, saya masih melakukan aktivitas seperti biasa. Saya mengajar mengaji beberapa remaja di rumah kami.

Kira-kira jam sebelas malam acara pengajian baru selesai. Istri saya segera keluar dan mengajak pergi ke bidan Sri Dody karena perutnya semakin sakit. Istri saya masih tampak kuat, jadi saya pergi ke rumah bidan dengan naik sepeda motor saja. Ternyata di rumah praktek bidan tersebut semua kamar sudah penuh. Satu-satunya ruangan yang kosong adalah kamar periksa bidan. Jadilah istri saya tidur di tempat tidur periksa yang kasurnya agak keras dan kurang nyaman untuk tiduran dalam waktu yang lama. Bu bidan segera memeriksa istri saya, katanya baru ‘bukaan dua’ dan masih agak lama waktu melahirkannya.

Setengah jam berlaku, istri saya semakin kesakitan. Dia merintih-rintih sambil memegangi perutnya dan bilang kalau sudah tidak kuat lagi. Karena tidak tega saya memanggil perawat untuk memeriksa kondisi istri saya. Perawat mengatakan jika ‘bukaanya’ belum cukup. Mulut saya terus berdzikir memohon kemudahan dari Allah, sementara istri saya terus merintih-rintih kesakitan. Air peluhnya mulai membasahi wajah dan tubuhnya.

Satu jam terus berlalu, saya tidak tega melihat istri yang begitu kesakitan. Malam itu datang lagi seorang ibu muda dengan ditandu beberapa orang tetangganya. Ibu itu mengerang-ngerang kesakitan hingga tidak bisa berjalan sendiri. Istriku diminta pindah ke ruang bersalin, karena ruang periksa akan digunakan untuk memeriksa ibu muda yang baru datang tersebut. Saya papah istriku untuk ke ruang bersalin yang berada di ujung ruangan yang lain.

Mulutku tak henti-hentinya berdzikir. Sepertinya saya bisa merasakan bagaimana rasa sakit yang dialami istriku. Saya panggil kembali perawat jaga. Kali ini dia datang bersama dengan Bu bidan. Perawat menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan. Istriku memegang tangaku erat-erat. Bu Bidan memberi aba-aba pada istriku untuk mengambil nafas dan mengejan. Saya lihat dengan mata kelapaku sendiri bagaimana anakku keluar dari rahim istriku. Darah berceceran dan rintihan istriku yang kesakitan membuat kepalaku semakin pening dan berkunang-kunang. Proses kelahiran anakku berlansung cepat. Bu bidan dengan sigap mengendong anakku, memandikannya dan merawat istriku. Saya tidak bisa menjelaskanya dengan kata-kata bagaimana perasaanku saat itu. Saya merasa akan pingsan.

Dalam sebuah hadist Rasullullah bersabda bahwa surga berada ditelapak kaki ibu. Bakti anak pada orang tua, khusunya ibu, dapat mengantarkan si anak mendapatkan surga. Perjuangan ibu sungguh sangat berat. Mulai dari dalam kandungan selama 9 bulan, perjuangan hidup mati saat melahirkan, hingga mengasuh anak sampai dewasa. Saya bisa memahaminya setelah saya menyaksikan sendiri bagaimana istri saya melahirkan anak kami yang kedua. Subhanallahhuwallahuakbar.

Kamis, 16 Desember 2010


Kata mutiara hati Ibu



Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya~ Adrieasa IBU

Hidup biarlah berbakti, walaupun tidak dipuji~ Adrieasa IBU

Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati. ~ Adrieasa IBU

Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum.
Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis~ Adrieasa IBU

Apabila bicara itu perak, diam adalah emas~ Adrieasa IBU

Walopun kamu dapat memberikan bintang, berjuta harta, namun itu semua belum cukup untuk membalas kasih cinta seorang ibu. ~ Adrieasa IBU

Hiduplah seperti lilin menerangi orang lain, janganlah hidup seperti duri mencucuk diri dan menyakiti orang lain~ Adrieasa IBU

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, kerana kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita. ~ Adrieasa IBU

Setiap yang kita lakukan biarlah jujur kerana kejujuran itu telalu penting dalam sebuah kehidupan. Tanpa kejujuran hidup sentiasa menjadi mainan orang. ~ Adrieasa IBU

Jangan memberi makanan kepada orang lain yang anda sendiri tidak suka memakannya~ Adrieasa IBU

Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahawa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya~ Adrieasa IBU

Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan daripada usaha yang besar
Tidak ada insan suci yang tidak mempunyai masa lampau dan tidak ada insan yang berdosa yang tidak mempunyai masa depan. ~ Adrieasa IBU

Orang yang paling mampu menguasai dirinya ialah yang paling mampu menguasai rahsianya. ~ Adrieasa IBU

Tiap-tiap sesuatu, apabila banyak menjadi murah melainkan akal, bertambah banyak lagi berharga~ Adrieasa IBU

Orang yang mengikuti emosinya, akan kehilangan adabnya. ~ Adrieasa IBU

Fikirkan permusuhan kita akan dimusuhi, fikirkan kebencian, kita akan dibenci. Tetapi sekiranya kita fikirkan kasih maka kita akan dikasihi. Ini adalah undang-undang alam. Kita menjadi seperti apa yang kita fikirkan
by miming sweet
I MISS YOU IBU

Rabu, 15 Desember 2010

IBU

Ibu...
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa

Ibu...
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam

Ibu...
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian

Ibu...
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku

Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu

Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku

Ibu...
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga

Ibu...
hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas

Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu

Ibu..., I LOVE YOU SO MUCH
juga kepada Ayah...!!!